Senin, 24 Desember 2012

TULISAN 10


DEFLASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
DEFLASI. Istilah ini tiba-tiba banyak dibicarakan dikalangan ekonomi dunia. Katanya, negara-negara maju dirundung deflasi? Apa implikasinya? Bagaimana konsekuensinya? Bagaimana pula hal ini akan berdampak terhadap perekonomian dunia.
Fenomena deflasi di negara-negara maju membawa kekhawatiran tertentu terhadap kinerja perekonomian dunia. Jepang membuktikan, deflasi menyebabkan kredit macet raksasa di sektor perbankan. Deflasi tidak selalu identik dengan cerita seram. Kisah sukses ekonomi Cina saat ini, ternyata berasal dari deflasi. Tekanan jumlah penduduk dan rendahnya pendapatan per kapita, merupakan jalan tol menuju deflasi yang selanjutnya menjadikan ekspor negara itu berkembang pesat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DEFLASI
Deflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang menunjukkan penurunan harga penjualan pasar akibat kemerosotan ekonomi. Menurut definisi IMF, deflasi adalah suatu fenomena ekonomi yang terjadi akibat berlangsungnya resesi panjang akibat penurunan harga penjualan pasar kurang-lebih 2 tahun. Deflasi dapat dikatakan suatu gejala ekonomi yang berbahaya, seperti halnya inflasi, karena terus meningkatkan situasi labil terhadap faktor subjek ekonomi secara psikologi. Dan bagaikan resesi panjang deflasi dapat pula menjatuhkan nilai aset sekaligus menghantam berbagai sektor perekonomian.
Pada deflasi, jumlah uang yang beredar dalam masyarakat terlalu sedikit, sedangkan barang dan jasa tersedia secara melimpah sehingga kenaikan secara tajam nilai mata uang dan peningkatan peranan uang tidak dapat dihindarkan. Dalam keadaan deflasi, para penjual akan merasa tidak aman untuk menahan persediaan barangnya terlalu lama, karena khawatir tingkat harga akan terus menurun. Sebaliknya, pihak pembeli akan bersikap menunggu dengan harapan harga akan lebih turun lagi.
2.2 JENIS-JENIS DEFLASI
Dilihat dari proses terjadinya, deflasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
    ·         DEFLASI STRATEGIS
Deflasi ini terjadi akibat diterapkannya kebijakan pengontrolan terhadap gejala konsumsi berlebihan untuk mengatasi kenaikan harga pasar
    ·         DEFLASI SIRKULASI
Deflasi ini terjadi pada masa transisi dari kemakmuran ekonomi menjadi kemerosotan ekonomi, akibat ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi. Gejala ini mendorong penurunan harga penjualan pasar dalam resesi ekonomi, akibat semakin kurangnya jumlah kebutuhan terhadap barang-barang ekonomis yang berlebihan
2.3 PENYEBAB DEFLASI
Istilah deflasi adalah lawan kata dari inflasi. Inflasi berkaitan erat dengan gejala konsumsi yang berlebihan, sedangkan deflasi ada kaitannya dengan pemasokan yang berlebihan. Dengan kata lain, apabila pemasokan barang-barang ekonomis melampaui daya konsumsi, dapat mengakibatkan penurunan harga penjualan pasar. Gejala ini mendorong kemerosotan investasi modal oleh perusahaan, dan memicu turunnya suku bunga sehingga menimbulkan pengurangan baik jumlah tenaga kerja maupun upah gaji.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi :
1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat.
2. Meningkatnya Persediaan Barang
3. Menurunnya permintaan akan barang.
4. Naiknya permintaan akan uang

2.4 AKIBAT DEFLASI
Deflasi akan mempengaruhi harapan yang akan datang dan psikologi para pengusaha. Proses deflasi juga akan mempengruhi penurunan tingkat investasi yang juga tentu saja akan membawa kesulitan bagi perekonomian.
Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika) dan juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan. Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral). Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya.
Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.

2.5 CARA MENGATASI DEFLASI
Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami kelumpuhan selamanya.
Hal ini parallel dengan deflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikir. Lazim dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Belum lagi hal ini akan memicu aksi spekulan luar negeri yang dapat menjalankan Carry Trade sehingga nilai uang justru menjadi jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
Selain itu, juga dapat diatasi melalui kebijakan pemerintah dengan jalan melakukan tambahan pembelanjaan sebesar (sejumlah) celah deflasi itu sendiri, kemudian menambahkan pengeluaran masyarakat, baik untuk konsumsi maupun investasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dunia boleh cemas terhadap fenomena deflasi. Namun, ternyata ada negara yang mempunyai pengalaman manis dengan deflasi. Tampaknya, dalam perekonomian selalu ada perkecualian (exception). Teori boleh mengatakan, deflasi bersifat kontraktif.
Kombinasi antara jumlah penduduk yang amat banyak, pendapatan per kapita yang amat rendah, dan tingkat pengangguran yang masih tinggi (sekitar tujuh persen), berimplikasi pada upah buruh dan biaya produksi yang rendah. Akibat selanjutnya, terjadi deflasi secara substansial.
Untuk mengeliminasi deflasi ini sejumlah saran sudah diberikan. Selain meneruskan kebijakan suku bunga yang teramat rendah (suku bunga pasar uang tiga bulanan kini hanya 0,02 persen), Jepang juga disarankan melakukan pemotongan pajak (tax cuts) untuk merangsang konsumen belanja lebih banyak. Intinya, baik sisi moneter maupun fiskal harus sama-sama ekspansif, supaya deflasi dapat segera di-stop.
3.2 SARAN
Untuk menghadapi fenomena deflasi yang bisa sewaktu-waktu terjadi di Indonesia, tidak ada salahnya kita meniru terhadap apa yang telah dilakukan Jepang pada saat fenomena Deflasi menyerang negeri matahari terbit itu. Yakni dengan melakukan pemotongan pajak untuk merangsang konsumen belanja lebih banyak.  Intinya, baik sisi moneter maupun fiskal harus sama-sama ekspansif, supaya deflasi dapat segera di-stop
DAFTAR PUSTAKA
Ekonomiorangwarasdaninvestasi.Blospot.Com/2008/01/DeflasiHyperinflasiTagflasiDan.Html
Www.Bbc.Co.Uk/Go/Wsy/Pub/Rss/1.0/Indonesian/News/Story/2007/05/070501_deflation.Shtml - 26k
id.wikipedia.org/wiki/Deflasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar