DEFLASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
DEFLASI.
Istilah ini tiba-tiba banyak dibicarakan dikalangan ekonomi dunia.
Katanya,
negara-negara maju dirundung deflasi? Apa implikasinya? Bagaimana
konsekuensinya? Bagaimana pula hal ini akan berdampak terhadap
perekonomian
dunia.
Fenomena
deflasi di negara-negara maju membawa kekhawatiran tertentu terhadap
kinerja
perekonomian dunia. Jepang membuktikan, deflasi menyebabkan kredit macet
raksasa di sektor perbankan. Deflasi tidak selalu identik dengan cerita
seram.
Kisah sukses ekonomi Cina saat ini, ternyata berasal dari deflasi.
Tekanan
jumlah penduduk dan rendahnya pendapatan per kapita, merupakan jalan tol
menuju
deflasi yang selanjutnya menjadikan ekspor negara itu berkembang pesat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN DEFLASI
Deflasi merupakan suatu gejala
ekonomi yang menunjukkan penurunan
harga penjualan pasar akibat kemerosotan ekonomi. Menurut definisi IMF,
deflasi
adalah suatu fenomena ekonomi yang terjadi akibat berlangsungnya resesi
panjang
akibat penurunan harga penjualan pasar kurang-lebih 2 tahun. Deflasi
dapat
dikatakan suatu gejala ekonomi yang berbahaya, seperti halnya inflasi,
karena
terus meningkatkan situasi labil terhadap faktor subjek ekonomi secara
psikologi.
Dan bagaikan resesi panjang deflasi dapat pula menjatuhkan nilai aset
sekaligus
menghantam berbagai sektor perekonomian.
Pada deflasi, jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat terlalu
sedikit, sedangkan barang dan jasa tersedia secara melimpah sehingga
kenaikan
secara tajam nilai mata uang dan peningkatan peranan uang tidak dapat
dihindarkan. Dalam keadaan deflasi, para penjual akan merasa tidak aman
untuk
menahan persediaan barangnya terlalu lama, karena khawatir tingkat harga
akan
terus menurun. Sebaliknya, pihak pembeli akan bersikap menunggu dengan
harapan
harga akan lebih turun lagi.
2.2 JENIS-JENIS DEFLASI
Dilihat dari proses terjadinya,
deflasi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
·
DEFLASI STRATEGIS
Deflasi ini
terjadi akibat diterapkannya kebijakan pengontrolan terhadap gejala
konsumsi
berlebihan untuk mengatasi kenaikan harga pasar
·
DEFLASI SIRKULASI
Deflasi ini
terjadi pada masa transisi dari kemakmuran ekonomi menjadi kemerosotan
ekonomi,
akibat ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi. Gejala ini
mendorong penurunan harga penjualan pasar dalam resesi ekonomi, akibat
semakin
kurangnya jumlah kebutuhan terhadap barang-barang ekonomis yang
berlebihan
2.3 PENYEBAB DEFLASI
Istilah deflasi adalah lawan kata
dari inflasi. Inflasi berkaitan
erat dengan gejala konsumsi yang berlebihan, sedangkan deflasi ada
kaitannya
dengan pemasokan yang berlebihan. Dengan kata lain, apabila pemasokan
barang-barang ekonomis melampaui daya konsumsi, dapat mengakibatkan
penurunan
harga penjualan pasar. Gejala ini mendorong kemerosotan investasi modal
oleh
perusahaan, dan memicu turunnya suku bunga sehingga menimbulkan
pengurangan
baik jumlah tenaga kerja maupun upah gaji.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi :
1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat.
2. Meningkatnya Persediaan Barang
3. Menurunnya permintaan akan barang.
4. Naiknya permintaan akan uang
1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat.
2. Meningkatnya Persediaan Barang
3. Menurunnya permintaan akan barang.
4. Naiknya permintaan akan uang
2.4 AKIBAT DEFLASI
Deflasi akan mempengaruhi harapan
yang akan datang dan psikologi
para pengusaha. Proses deflasi juga akan mempengruhi penurunan tingkat
investasi yang juga tentu saja akan membawa kesulitan bagi perekonomian.
Deflasi dapat menyebabkan
menurunnya persediaan uang di masyarakat
dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika) dan
juga akan
membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan. Dikarenakan
harga
barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda
belanja
mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih
jauh.
Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada
spiral
deflasi (deflationary spiral). Dampak
susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang
akhirnya
mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji
karyawannya.
Dengan demikian pendapatan yang
diterima masyarakat menjadi
sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
Dari sisi
investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil
maupun
di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi
dikarenakan
tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan. Deflasi juga dapat
menyebabkan
suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti juga dengan
turunnya
suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah paliatif untuk
mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat
peredaran uang
semakin kecil.
2.5 CARA MENGATASI DEFLASI
Deflasi dapat diibaratkan jatuh
sakitnya seseorang karena jarang
berolah raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun
malas
menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki
yang
jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut
akan
tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah
untuk
digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin
akan
mengalami kelumpuhan selamanya.
Hal ini parallel dengan deflasi.
Cara terbaik untuk mengatasinya
adalah dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan.
Meski
memakan waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan
kekuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi
menjadi
krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus
bersepakat
untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah
urus
tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikir. Lazim
dikatakan
oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter
yang
sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank
Sentral
dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga
bahkan
hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan
membuat
pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Belum lagi
hal ini
akan memicu aksi spekulan luar negeri yang dapat menjalankan Carry Trade
sehingga nilai uang justru menjadi jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi
terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan
berhubung
melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.
Cara yang paling lazim digunakan
adalah memberikan stimulus
ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian
diharapkan
kegiatan ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak
dan
meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari
sisi
Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di
masyarakat
dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang
tunai.
Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun
seperti
dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang
sesungguhnya
tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi
dan
mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
Selain itu, juga dapat diatasi
melalui kebijakan pemerintah dengan
jalan melakukan tambahan pembelanjaan sebesar (sejumlah) celah deflasi
itu
sendiri, kemudian menambahkan pengeluaran masyarakat, baik untuk
konsumsi
maupun investasi.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dunia boleh cemas terhadap fenomena
deflasi. Namun,
ternyata ada negara yang mempunyai pengalaman manis dengan deflasi.
Tampaknya,
dalam perekonomian selalu ada perkecualian (exception). Teori boleh
mengatakan,
deflasi bersifat kontraktif.
Kombinasi antara jumlah penduduk
yang amat
banyak, pendapatan per kapita yang amat rendah, dan tingkat pengangguran
yang
masih tinggi (sekitar tujuh persen), berimplikasi pada upah buruh dan
biaya
produksi yang rendah. Akibat selanjutnya, terjadi deflasi secara
substansial.
Untuk mengeliminasi deflasi ini
sejumlah saran
sudah diberikan. Selain meneruskan kebijakan suku bunga yang teramat
rendah
(suku bunga pasar uang tiga bulanan kini hanya 0,02 persen), Jepang juga
disarankan melakukan pemotongan pajak (tax cuts) untuk merangsang
konsumen
belanja lebih banyak. Intinya, baik sisi moneter maupun fiskal harus
sama-sama
ekspansif, supaya deflasi dapat segera di-stop.
3.2 SARAN
Untuk
menghadapi fenomena deflasi yang bisa sewaktu-waktu terjadi di
Indonesia, tidak
ada salahnya kita meniru terhadap apa yang telah dilakukan Jepang pada
saat
fenomena Deflasi menyerang negeri matahari terbit itu. Yakni dengan
melakukan
pemotongan pajak untuk merangsang konsumen belanja lebih banyak.
Intinya, baik sisi moneter maupun fiskal harus
sama-sama ekspansif, supaya deflasi dapat segera di-stop
DAFTAR
PUSTAKA
Ekonomiorangwarasdaninvestasi.Blospot.Com/2008/01/DeflasiHyperinflasiTagflasiDan.Html
Www.Bbc.Co.Uk/Go/Wsy/Pub/Rss/1.0/Indonesian/News/Story/2007/05/070501_deflation.Shtml
-
26k
id.wikipedia.org/wiki/Deflasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar